Mengenal Warisan Budaya Indonesia

lmdavalos.net

Indonesia denagn julukan Negara Seribu Pulau memiliki banyak sekali keberagaman seni, seperti adat istiadat, bahasa daerah, tari daerah, dan masih banyak lagi. Keberagaman inilah yang membuat Indonesia dikenal oleh dunia.

lmdavalos.net

Banyaknya adat istiadat yang berbeda dari berbagai daerah, membuat turis lokal bahkan internasional kagum. seperti halnya Bali yang sudah mendunia, karena keindahan alam dan adat yang selalu terjaga turun termurun. Hal ini merupakan bukti bahwa Indonesia sangat kaya akan keberagaman budaya.

Tari Barong Bali

Seni Pertunjukan tari tradisional Bali yang pertama adalah Tari Barong. Pertunjukan Tari Barong Gianyar bali ini sudah dikenal masyarakat luas sejak 1930. Tari Barong dalam kepercayaan masyarakat Bali dikenal sebagai malaikat pelindung yang berwujud singa sebagai Raja Roh.

Pencak Silat

Tidak hanya tarian, Pencak Silat juga menjadi sorotan dunia. Bahkna Pencak Silat ditetapkan sebagai “Warisan Dunia Tak Benda” oleh UNESCO. Seni bela diri pencak silat dipercaya sebagai elemen yang membentuk warisan budaya Indonesia. Menurut kacamata dunia, pencak silat menjadi peran penting dan juga kontribusi dalam pengenalan budaya Indonesia ke dunia internasional.

Angklung

Angklung merupakan alat musik khas Jawa Barat yang terbuat dari susunan bambu. Cara memainkan angklung cukup mudah, Penguna hanya perlu menggoyangkna angklung agar mengeluarkan bunyi yang diinginkan. Alat musik satu ini juga masuk ke dalam daftar UNESCO pada tahun 2010 dengan kategori ” Warisan Budaya Tak Benda”

Tari Kecak Bali

Jika berbicara tentang Bali maka tarian yang satu ini sudah tak asing lagi bagi masyarakat luas juga internasional. Tari Kecak Bali di peragakan oleh 50-70 orang penari yang memenuhi panggung pertunjukan. Ciri khas dari tarian ini adalah suara musik gamelan dan suara para penari yang berteriak mengikuti irama musik gamelan.

Wayang Kulit Jawa Tengah

Wayang Kulit merupakan kesenian khas Jawa Tengah. sesuia dengan namanya, Wayang Kulit terbuat dari kulit sapi atau kerbau yang sudah dibersihkan kemudian dikeringkan untuk selanjutnya dibentuk menjadi wayang.

Pertunjukkan Wayang kulit biasa dilakukan pada malam hari. Dalang sebagai pendongeng, akan menceritakan kisah dari karakter yang dibawakan. Ada juga sinden yang bertugas mengisi nyanyian untuk mengiringi dalang saat bercerita.


Tari Saman Aceh

Aceh dikenal sebagai daerah yang memiliki penganut muslim terbanyak. Bahkan hukum disana pun masih mengikuti hukum Islam zaman dulu. Walaupun begitu, tak menutupi kemungkinan untuk Aceh bisa terkenal di kacamata internasional. Tari Aceh sudah ada sejak abad ke 17 Masehi dikembangkan oleh Muhammad As-Saman.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post

lmdavalos.net

Mengenal Kesenian Daerah Papua Yang AestetikMengenal Kesenian Daerah Papua Yang Aestetik

Adat Papua Seni Kebudayaan Tradisional Tempat Papua Indonesia – Provinsi Papua yang terletak di ujung timur negara Indonesia mempunyai banyak kebudayaan yang unik dan menarik. Yuk, kita kenal kebudayaan Papua sebagai salah satu kekayaan tradisi indonesia seperti alat musik tradisionalnya, Tarian Tradisional dan kesenian lainnya yang terdapat di Papua. Baca juga tempat tamasya di Papua

Kesenian tradisional Papua senantiasa dapat memikat hati para wisatawan yang berkunjung ke kota dengan julukan Surga Kecil nan eksotis itu.

Mulai dari alat musik hingga tari tradisional, berikut ini kabar mengenai pelbagai kesenian tradisional khas Papua.

lmdavalos.net

Alat Musik Tradisional

Kesenian tradisional Papua yang pertama kali akan dibahas ialah alat musiknya. Alat musik tradisional khas Papua ini memang punya banyak variasi.

  • Alat Musik Tifa

Ketenaran alat musik Tifa, membikin kesenian tradisional Papua yang satu ini bahkan sudah menjadi ciri khas dari tempat hal yang demikian.

Tifa ialah alat musik dari batang kayu yang sudah dilubangi serta memakai kulit rusa kering pada salah satu ujung batang kayu hal yang demikian.

Instrumen dengan format menyerupai gendang ini dimainkan dengan metode dipukul dan kerap kali kali dipakai untuk mengiringi tarian perang.

  • Alat Musik Pikon

Kecuali Tifa, alat musik yang termasuk dalam kesenian tradisional Papua ialah Pikon. Ini ialah alat musik yang cenderung kerap kali dimainkan oleh laki-laki dikala acara adat atau pesta rakyat.

Dalam bahasa Baliem, kata Pikon atau Pikonane sendiri berarti bunyi.

Alat musik tradisional Papua ini lazimnya berasal dari suku Dani, yang mana masyarakat di suku hal yang demikian kerap kali memainkannya sesaat setelah berprofesi.

Menariknya, konon berdasarkan masyarakat yang kerap kali memainkan Pikon, menganggap apabila alat musik ini justru menciptakan bunyi yang fals.

Tari Tradisional

Tiap provinsi di Indonesia tentu saja mempunyai tarian tradisional sendiri sebagai bagian dari warisan yang diwariskan oleh para leluhurnya.

Nah, mengobrol mengenai kesenian tradisional Papua, kawasan yang terletak di Timur Indonesia ini punya banyak tarian yang kerap kali dipentaskan dikala pesta rakyat maupun upacara adat.

  • Tari Sajojo

Bisa dibilang Tari Sajojo ini ialah kesenian tradisional Papua yang paling dikenal di segala tanah air.

Tarian ini kerap kali dipertunjukkan dikala ingin menyambut tamu besar atau pelbagai acara penting lainnya di kawasan Papua.

Tari Sajojo ini punya konsep yang dinamis, di mana para penari baik pria maupun wanita akan secara bersama-sama melompat dan menghentakkan kakinya demikian itu alat musik pengiring, seperti Tifa sudah dimainkan.

  • Tari Fela Mandu

Berbeda dari Tari Sajojo, kesenian tradisional Papua berikutnya yang diartikan sebagai tarian perang ialah Tari Fela Mandu. Tarian ini diyakini berasal dari Puyo Kecil, suatu tempat di Sentani Tengah, Papua.

Tari Fela Mandu konon dijadikan oleh para leluhur, ialah orang-orang Amatali, Putali dan Abar, yang hendak pergi berperang kemudian mendapatkan kemenangan setelah sukses melawan orang-orang dari suku Sekori, Sebeya, dan Sewiron dari kawasan Abar, Sentani Tengah.

  • Tari Suanggi

Terakhir, kesenian tradisional Papua ialah Tari Suanggi. Tarian dari Papua Barat ini konon bercerita seputar seorang suami yang bersedih sebab ditinggal mati oleh istrinya.

Dalam kepercayaan suku Papua, kata “Suanggi” diartikan sebagai roh jahat. Makanya jangan heran apabila tarian tradisional yang satu ini punya nuansa magis sebab gerak tarinya seperti sedang melaksanakan ritual.

lmdavalos.net

Presiden Jerman Kunjungi JNM Pameran Seni JogjaPresiden Jerman Kunjungi JNM Pameran Seni Jogja

Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier sudah mengunjungi Universitas Gajah Mada dan Keraton Yogyakarta. Frak-Walter juga melanjutkan kunjungannya ke Jogja National Museum (JNM). Di JNM, Frank-Walter Steinmeier mengamati pameran seni mewakili Monumen Antroposen. Monumen ini sedang dibangun. Bangunan tersebut direncanakan setinggi sembilan meter ini dibangun di kawasan sisi Bendungan Piyungan.

Kurator Seni Rupa Ignatia Nilu menjelaskan bahwa Antroposen adalah perpaduan dari tiga konsep, yaitu ekologi, ekonomi sirkular, dan seni tradisi. Ketiga pilar ini dikolaborasikan untuk menghasilkan ekosistem kreatif baru. “Lokasinya 200 meter, di atas sisi bendungan TPA Piyungan, daerah kami mengelola lahan, ada ruang pembuat, ada tugu, dan ada daerah yang diterapkan untuk ruang pementasan atau ruang pamer, jadi nanti ada jadi galeri.

lmdavalos.net

” kata Nilu dikala dijumpai di JNM, Jumat (17/6/2022). Proyek yang didanai oleh Pemerintah Jerman ini mendapatkan perhatian dari Presiden Jerman. Kecuali mengunjungi proyek Anthropocene, Presiden Jerman memperingati 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jerman.

Nilu menambahkan, Presiden Jerman sebenarnya dijadwalkan meninjau seketika Monumen Antroposen di Piyungan. Namun, agenda itu dibatalkan sebab lokasi monumen jauh dari bandara dan cuaca tidak memungkinkan.

“Akses ke sini lebih mudah sekalian mengantisipasi cuaca dan terbukti cuaca buruk,” ujarnya. Dalam pameran seni rupa ini ada empat kurator yang juga terlibat dalam proyek Monumen Antroposen.

Mereka adalah Ignatia Nilu, Franazisca dari Jerman, Doni yang adalah arsitek yang merancang dokumen dan rumit tersebut, dan Iwan Wijono. Piyungan dipilih sebab memiliki banyak sumber tenaga, dalam hal ini sampah. “Akses lebih mudah, lebih tepat sasaran, dan lebih cepat menerima materi,” kata Nilu.

Apa itu Monumen Antroposen? Proyek Monumen Antroposen ini terletak di atas lahan milik Pemerintah Provinsi Tempat Istimewa Yogyakarta dengan luas sekitar 6.000 meter dan ditargetkan 6 hektar lahan akan dikelola secara bertahap. Nilu mengatakan pihaknya sedang konsentrasi menggarap monumen berupa candi.

“Nantinya kita buat ruang pembuatnya seperti open source, bukan seperti pabrik, namun orang yang bisa mengaksesnya bisa belajar, lebih-lebih pemulung yang akan mendapatkan pelatihan nantinya,” terang Nilu.

Proyek ini bertujuan untuk mendaur ulang sampah plastik seperti botol dan kemasan lainnya menjadi batu bata yang serupa dengan yang diterapkan pada bangunan candi.

Bata plastik ini berbentuk seperti puzzle, ada bagian yang menonjol untuk dipasangkan dengan bata yang menonjol masuk. Dengan mekanisme ini, penggunaan semen bisa diminimalisir.

“Variasi plastiknya beda-beda, ada PE, PET, dan PP, kecuali itu ketebalannya juga berbeda. Jadi kita gabung jadi satu dan terus kita pengerjaan dan kolaborasi. Nah, yang menarik ini kita lakukan RnD ini bukan hanya dengan ilmuwan namun dengan orang lain. orang yang dekat dengan materi,” terang Nilu.

Nilu mengatakan, Presiden Jerman amat bergembira dikala berkunjung ke JNM sebab ini adalah percontohan lab kelompok sosial yang belum pernah ada sebelumnya. “Ini juga istimewa sebab di Yogya, mengingat Yogyakarta adalah tuan rumah penggiat seni” katanya. Kurator lain, Franziska Fennert menjelaskan, kunjungan tradisi Presiden Federasi Jerman itu amat penting. Mengingat proyek Monumen Antroposen adalah hasil kerjasama antara Indonesia Upcycle Forum, Goethe-Institut Jakarta, dan Pemerintah Tempat Bawuran.

“Tentu ini penting untuk mempererat hubungan tradisi antara Indonesia dan Jerman, mengingat proyek ini terlaksana berkat kerjasama beberapa lembaga yang mewakili kedua negara tersebut,” ujar Franziska Fennert.

Kepala Desa Bawuran, Made Supardiono, menyambut baik proyek Tugu Antroposen itu. Made mengatakan, dengan adanya proyek ini, masyarakat bisa berprofesi sama dengan penggiat seni untuk menangani persoalan sampah di daerah tersebut. “Aku sudah koordinasi ke tingkat RT untuk mengharmonisasikan kebijakan bersih sampah Bantul 2025.

Adanya Monumen Antroposen membuka keinginan pemanfaatan sampah sekalian keinginan masyarakat sekitar untuk bisa belajar mengolah sampah sehingga bisa menolong memajukan perekonomian warga sekitar,” ujarnya. Proyek Monumen Antroposen adalah sebuah konsep seni kolosal yang bergantung pada kesadaran manusia yang hidup di lingkungannya.

Pandangan pembangunan monumen ini adalah hasil perenungan nilai tradisi lokal yang bisa memberi pengaruh keharmonisan antara manusia, alam, dan Kuasa secara holistik.

Proyek Monumen Antroposen adalah hasil inspirasi dari Forum Upcycle Indonesia dan disokong penuh oleh Goethe-Institut Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Federal Jerman, yang berharap bisa menjadi sentra tradisi dan ekonomi kreatif yang mengedepankan ekonomi sirkular berbasis masyarakat .

Tarian Jaipong Jawa Barat

Tarian Jaipong Jawa BaratTarian Jaipong Jawa Barat

Jaipongan terlahir lewat proses kreatif dari tangan dingin H. Suanda kurang lebih tahun 1976 di Karawang, Jaipongan merupakan garapan yang memadukan sebagian elemen seni normalitas Karawang layaknya pencak silat, wayang Slot Server Thailand Resmi golek, topeng banjet, ketuk tilu dan lain-lain. Jaipongan di Karawang pesat pertumbuhannya di terasa tahun 1976, ditandai bersama timbulnya rekaman Jaipongan SUANDA GROUP bersama instrumen sederhana yang terdiri dari gendang, ketuk, kecrek, goong, rebab dan sinden atau juru kawih.

Sejarah Tari Jaipong

Tarian Jaipong Jawa Barat

Dengan media kaset rekaman tanpa label selanjutnya (indi label) Jaipongan terasa didistribusikan secara swadaya oleh H Suanda di wilayah Karawang dan sekitarnya. Seperti  Situs sicbo online yang tak disangka Jaipongan mendapat sambutan hangat, sesudah itu Jaipongan menjadi fasilitas hiburan masyarakat Karawang dan beroleh apresiasi yang memadai besar dari segenap masyarakat Karawang dan menjadi fenomena baru di dalam ruang seni budaya Karawang, lebih-lebih seni pertunjukan hiburan rakyat.

Posisi Jaipongan pada sementara itu menjadi seni pertunjukan hiburan alternatif dari seni normalitas yang telah tumbuh dan berkembang lebih dulu di Karawang layaknya pencak silat, topeng banjet, ketuk tilu, tarling dan wayang golek. Keberadaan jaipong memberikan warna dan corak yang baru dan tidak serupa di dalam bentuk pengemasannya, terasa dari penataan pada komposisi musikalnya hingga di dalam bentuk komposisi tariannya.

Sebelum bentuk pertunjukan seni Indonesia ini muncul, tersedia sebagian efek yang melatarbelakangi terbentuknya tari pergaulan ini. Di kawasan perkotaan Priangan misalnya, pada masyarakat elite, tari pergaulan terbujuk dansa Ball Room dari Barat. Sementara pada kesenian rakyat, tari pergaulan terbujuk normalitas lokal. Pertunjukan tari-tari pergaulan tradisional tak terlepas dari keberadaan ronggeng dan pamogoran. Ronggeng di dalam tari pergaulan tidak lagi bermanfaat untuk aktivitas upacara, tetapi untuk hiburan atau langkah bergaul.

Seiring bersama memudarnya style kesenian di atas, mantan pamogoran (penonton yang berperan aktif di dalam seni pertunjukan Ketuk Tilu/Doger/Tayub) beralih perhatiannya nexus engine terbaru pada seni pertunjukan Kliningan, yang di tempat Pantai Utara Jawa Barat (Karawang, Bekasi, Purwakarta, Indramayu, dan Subang) dikenal bersama sebutan Kliningan Bajidoran yang pola tarinya maupun momen pertunjukannya membawa kemiripan bersama kesenian sebelumnya (Ketuk Tilu/Doger/Tayub).